Sunday, November 3, 2013

More Than This - One Direction


[Liam]
Im broken, do you hear me?
Im blinded, cause you are everything I see,
Im dancin alone, Im praying,
That your heart will just turn around,

And as I walk up to your door,
My head turns to face the floor,
Cause I can't look you in the eyes and say,

[Harry]
When he opens his arms and holds you close tonight,
It just wont feel right,
Cause I can love you more than this, yeah,
When he lays you down,
I might just die inside,
It just don't feel right,
Cause I can love you more than this,
Can love you more than this

[Niall]
If Im louder, would you see me?
Would you lay down
In my arms and rescue me?
Cause we are the same
You save me,
When you leave its gone again,

[Louis]
And when I see you on the street,
In his arms, I get weak,
My body fails, Im on my knees,
Prayin,

[Everyone]
When he opens his arms and holds you close tonight,
It just wont feel right,
Cause I can love you more than this, yeah,
When he lays you down,
I might just die inside,
It just dont feel right,
Cause I can love you more than this, yeah,

[Zayn]
Ive never had the words to say,
But now Im askin you to stay
For a little while inside my arms,
And as you close your eyes tonight,
I pray that you will see the light,
Thats shining from the stars above,

(And I say)

[Liam]
When he opens his arms and holds you close tonight,
It just wont feel right,
Cause I can love you more than this,

[Zayn]
Cause I can love you more than this, yeah

[Everyone]
When he lays you down,
I might just die inside,
It just dont feel right,
Cause I can love you more than this, yeah,

When he opens his arms and holds you close tonight,
It just wont feel right,
Cause I can love you more than this, yeah

When he lays you down,
I might just die inside,
It just dont feel right,
Cause I can love you more than this,
Can love you more than this

-----

Gue sarankan kalo kalian gak mau galau, jangan dengerin lagu ini. Karena gue pernah pas lagi belajar sambil ngedengerin lagu ini dan gue langsung gak konsen. Aaaaahh T-T *siapa suruh belajar sambil dengerin lagu*

Saturday, November 2, 2013

Melupakan

(Perasaan tokoh cerpen saat kehilangan seseorang)

Kalo lu nyuruh gue untuk ngelupain lu, itu sama aja kayak:

1. Lu nyuruh gue untuk pegang lintah. Karena gue gak suka lintah dan gue gak mau pegang lintah. Sama aja kayak gue yang gak suka dan nggak mau ngelupain lu.

2. Lu nyuruh gue nyari hasil dari akar 2. Karena akar 2 itu nggak punya titik ujung. Untuk ngitung akar 2 butuh waktu yang lama, cara yang sulit, dan nggak bakal ketemu hasilnya. Akar 2 cuma bakal selesai kalo waktu udah berhenti. Sama kayak gue yang mau ngelupain lo. Butuh waktu yang panjang, cara yang nggak mudah, dan tetep aja nggak bakal bisa. Cuma waktu yang bisa bikin gue ngelupain lo. Yaitu disaat waktu udah berhenti.

3. Lu ngajarain gue garis vektor tanpa ngasih tau tujuan ngebuat garis vektor itu apa. Karena apa aja yang kita lakuin di dunia harus punya tujuan. Kayak garis vektor yang selalu punya arah dan tujuan. Tapi kalo lu nggak ngasih tau apa penyebab garis vektor itu mengarah ke suatu sisi, sama aja kayak gue yang lo arahin untuk ngelupain lo. Tapi gue nggak tau untuk apa gue ngelakuin itu.

4. Lu ngasih tau cara menyusun teks laporan hasil observasi tanpa ngasih tau apa manfaat membuat teks itu. Karena apapun harus memiliki manfaat yang jelas. Sama aja kayak lu ngasih tau gue cara ngelupain lu tapi gue gak dikasih tau apa manfaat ngelupain lu.

Tapi, nyuruh gue ngerelain lu untuk pergi, sama aja kayak lu nyuruh gue ngitung berapa hasil 1,7933841:93. Karena walaupun gue harus ngelewatin cara yang panjang dan rumit untuk nemuin hasilnya, bahkan gue akan sering menemukan kegagalan dalam menemukan hasilnya, tapi gue yakin bahwa gue akan menemukan hasilnya. Pasti. Sama aja kayak gue yang bakal butuh waktu lama dan saat-saat yang mengenakkan untuk bisa relain lo. Tapi gue yakin suatu saat gue akan berhasil ngerelain kepergian lo.

Hati-hati Jatuh

Cerita sebelumnya...

Bagaimana dengan papa? Apakah aku ragu akan ketulusan ucapannya? Apakah aku akan meragukan orang yang sudah susah payah mencari nafkah, membesarkanku, membimbingku, menasihatiku, menjagaku, memarahiku dengan cintanya, melakukan segalanya untukku bahkan bersedia mengorbankan jiwanya demi aku?

-----

Aku terdiam dalam sunyi sambil memandangi lalu lintas yang aku lalui. Sesekali aku memandangi Papa yang duduk di sampingku sambil menyetir mobil. Papa dan aku sedang dalam perjalanan pulang menuju rumah. Kami habis pergi ke toko buku untuk membeli beberapa perlengkapan sekolahku.

Aku menyalakan mp3 player yang ada di mobil. Alunan musik yang indah dan suara penyanyi yang merdu dari grup musik Kahitna mulai memecah keheningan. Grup musik yang terdiri dari 9 personil ini adalah grup musik favoritku. Kahitna memang sudah ada sejak lama sekali sebelum aku lahir. Tapi lagu-lagunya membuatku jatuh hati. Heheh..

Aku dan Papa mulai bernyanyi dan sesekali tertawa. Aku merasa senang bisa tertawa bersama dengan Papa. Kemudian terdengar lagu yang judulnya “Takkan Terganti”. Aku bertanya kepada Papa apa maksud si penyanyi tentang kepergian sang kekasih. Apakah ia meninggal? Papa hanya menjawab, yang jelas sang kekasih pergi.

Kemudian lagu berikutnya mulai terdengar.

“Kau ungkapkan, kepadaku...
Kan ada saatnya nanti, engkau milikku satu...”

Ah, lagu ini. Judulnya Cinta Sendiri. Salah satu lagu favoritku. Lagu ini mengingatkanku kepada seseorang yang... Ah, sudahlah jangan diingat lagi. Sakit. Kemudian aku bercerita kepada Papa betapa sedihnya kalau kita mencintai tanpa dicintai. Betapa sakitnya cinta kita digantungkan. Tapi aku tidak berbicara dengan Papa dengan kata-kata yang tadi. Terlalu puitis. Papa hanya menjawab:

“Makanya, kalo kamu suka sama cowok, jangan terlalu seneng. Biasa aja. Nanti kalo kamu dilepas sama cowok itu, jatuhnya sakit.”

Jleb, pa. Ngena, banget.

Papa emang “The World’s Best Dad”. Papa selalu punya feeling yang bisa sesuai dengan apa yang aku rasain. Disaat aku pengen apa, papa bisa nebak. Pas aku lagi sedih, papa akan dengan senang hati membangun kembali mentalku yang jatuh. Dan disaat aku sedang ‘terpuruk’, Papa dengan kasih sayangnya siap memberiku nasihat yang rasanya tuh... Nyess, jleb, kena, pluk.

“Ehehe iya Pa.” Aku hanya menjawab dengan nada seakan akan aku tidak merasakan yang barusan papa ucapkan. Padahal kenyataanya...

“Tapi hukum karma berlaku kan, Pa?” tanyaku kemudian

“Iyasih berlaku tapi kan, ya.. jagalah perasaan kamu jangan sampe terlalu seneng nanti bisa sakit hati.”

“Iya, pa.”

MP3 player memainkan lagu berikutnya. Untung bukan lagu galau lagi. :)